Waspada ISIS, Pemeriksaan di Pintu Masuk Bali Diperketat

27/03/2015 10:35

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pasca penangkapan tiga tersangka anggota Negara Islam Irak-Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) di Kota Malang, Jawa Timur, Kepolisian Daerah (Polda) Bali meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan, termasuk di pintu-pintu masuk Bali.

Kapolda Bali Inspektur Jenderal (Irjen) Ronny F. Sompie mengatakan, sejauh ini belum terdeteksi adanya kelompok radikal itu di Bali. Kendati demikian, sesuai pesan Kepala Polri terkait bahaya ISIS, Ronny menegaskan bahwa kewaspadaan terus dijalankan di Pulau Dewata.

“Di pintu masuk seperti Pelabuhan Gilimanuk (dari Jawa) kita kerahkan sejumlah personel, baik yang normal maupun tersembunyi. Pengawasan dan kewaspadaan juga kami lakukan di Pelabuhan Padang Bai (dari Lombok) dan Bandara Ngurah Rai yang bekerjasama dengan pihak Angkasa Pura,” jelas Ronny ketika dihubungi Tribun Bali, Kamis (25/3/2015).

Untuk diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dibantu aparat Polda Jatim pada Rabu (25/3/2015) menangkap tiga orang di Kota Malang (Jawa Timur), yang merupakan bagian dari jaringan ISIS di Indonesia. Ketiganya adalah Abdul Hakim, Helmi Muhammad Alamudi dan Ahmad Junaedi, dan kemarin ditetapkan sebagai tersangka.

Penangkapan tersebut adalah pengembangan dari penggerebekan yang dilakukan Densus 88 di wilayah Jakarta Selatan, Bogor, Bekasi dan Tangerang Selatan.

Helmi Muhammad Alamudi merupakan koordinator dan fasilitator bagi calon anggota ISIS yang akan berangkat ke Suriah; Abdul Hakim disebut pernah pergi ke Suriah pada Agustus 2014 selama enam bulan untuk latihan militer, dan Ahmad Junaedi pada 2014 lalu juga ke Suriah untuk mengikuti pelatihan di Camp Harairy bersama Abu Jandal.

Junaedi merupakan orang kepercayaan Salim Mubarok Attamimi yang diyakini sebagai salah satu tokoh penting ISIS asal Indonesia. Tahun 2014 lalu, Salim sempat membuat heboh dengan menyebarkan video lewat YouTube yang berisi pernyataan tantangan duel kepada Panglima TNI.